Aku lelah, dua kata ini slalu menghantui pikiranku ..
bagaimana tidak aku berjalan atas tidak kepastian itu, kepastian yang semua
orang tidak mau melewatinya, bahkan aku yakin orang saja mendengarnya langsung
melangkah mundur tidak seperti aku. Aku bimbang, aku ga tau apa yang harus
dilakuin, aku rentan kena terpaan badai. Jujur saja aku tak kuat harus lebih
lama lagi tegar, rasanya aku ingin menghentikan semuanya, tapi aku slalu
lagi-lagi yakin akan perubahan hanya saja aku harus lebih bersabar lebih lama.
Tetapi setelah aku mempelajari semua gerak gerik tanda perubahan itu semuanya
sangat jauh bahkan bisa dikatakan tidak mungkin. Aku sudah cukup untuk meminta
untuk kesekiaan kalinya untuk perubahan sikap itu yang terlalu dingin, cuek dan
acuh. Semua itu sangat berbeda dari apa yang aku alami sebelumnya, dari yang
terlebih dulu aku menari di atas kebahagiaan yang tak pernah aku sangka menjadi
butiran- butiran tangis malam yang tak dapat aku bendung sendirian, yang selalu
aku tumpahkan kesakitan hati dan kekesalan hanya lewat tangis isak malam yang
bersembunyi agar semua orang tau aku baik-baik saja tanpa harus mendapat belas
kasih simpati. Aku selalu saja berpikir ini tak akan berhasil, ini sia-sia. Tak
pernah kudapati ketulusan yang membuat aku tertawa dan merasa cinta itu ada.
Aku hanya iri melihat pasangan-pasangan yang hilir mudik di depan mataku
tertawa kesana kemari tanpa beban, yang menandakan hubungan mereka sangatlah
baik tidak halnya dengan hubungan ku yang begitu pahitnya harus kujalani selama
dua tahun. Bayangkan betapa hebatnya aku mempertahankan seseorang yang memberi
harapan palsu ketika semua kata-kata yang indah pernah masuk ke dalam telingaku
bahkan aku melihatnya secara langsung kini hanya memori yang bisa diingat
sangat lama. Aku selalu iri, ya aku pantas iri dengan semua orang yang
bersamaku sibuk dengan telepon genggam mereka masing-masing dengan
senyum-senyum dari muka mereka yang terlihat tersipu malu dan merasa geli. Aku
lagi-lagi hanya bisa menghela nafas ‘’ andaikan aku seperti itu lagi ‘’ ku
lihat telepon ku tak pernah berdering ramai seperti mereka. Tak ku dapati sms
masuk setiap jam bahkan sms tak kunjung selama sehari, dua hari sampai akhirnya
seminggu. Aku lagi-lagi menahan tangisku hingga malam tiba, aku hanya bisa
menyekat sakit itu dengan tangisan meledak di akhir malam. Karena esok harinya
aku slalu ku dapati hati yang lebih ringan, walau lama-lama hati ini terus
menumpuk sesak tiap jamnya. Tak pernah aku dapati suara-suara yang aku kenal
itu lagi, tak pernah ada kata ucapan ‘iloveyou’. Ku yang menyibukkan diri yang
percuma tak membuahkan hasil apa-apa. Tuhan aku lelah seperti ini terus adakah titik terang keadaan ini? Adakah restu-Mu terselip dalam hubungan ini ? mengapa aku tak sama seperti mereka
? Kurang lama apalagi aku harus bersabar? Kurang apalagi aku harus pura-pura
tersenyum dan berpura-pura merasa senang? Tuhan, aku mohon aku tak mau
kesabaranku ini sia-sia, sedikit saja setidaknya aku merasakan rasa cinta yang
lalu itu ada walaupun hanya sebentar … lihat aku ini yang terlalu tegar, aku
yang sangat labil untuk berkata berakhir karena aku sudah tersentuh. Mengapa
dia yang dulu ketemukan memutar keadaan ? aku yang jahat apa dia yang terlalu
jahat untuk dipertahankan ? bolehkah satu kali aku mendapatkan secara nyata
perhatian-perhatian dan keluangan waktu dari seorang pemberi harapan palsu itu ?
Aku sering membaca referensi-referensi orang yang masih memiliki rasa,
terutama rasa sayang dan cinta itu sendiri. Sayangnya aku tak mendapatkan
kecocokan criteria yang dmaksud. Aku slalu tertegun lemas ketika menyocokkan
dengan fakta yang dilapangan dengan asupan buku yang sudah melakukan survey
banyak. Aku menyangkal tapi fakta berbilang seperti itu. Lalu aku hanya bisa
diam, tanpa ada komunikasi dan terus diam. Aku benar-benar lelah wahai pembuat
sakit hatiku paling dalam dan lama. Bisakah kamu membuat hati ini membaik lagi
seperti sedia kala ? goresan itu terlalu tajam, membekas sangat pasti. Tetapi aku
slalu menunggu dengan pikiran ku yang konyol. Semoga aku tak salah dalam
mengambil keputusan. Keyakinanku sekarang sudah tak bisa lagi diandalkan kerena
luka bersamaan dengan hati ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar