silly

silly
:)

Rabu, 26 September 2012

lelah itu akhirnya ada


Aku lelah, dua kata ini slalu menghantui pikiranku .. bagaimana tidak aku berjalan atas tidak kepastian itu, kepastian yang semua orang tidak mau melewatinya, bahkan aku yakin orang saja mendengarnya langsung melangkah mundur tidak seperti aku. Aku bimbang, aku ga tau apa yang harus dilakuin, aku rentan kena terpaan badai. Jujur saja aku tak kuat harus lebih lama lagi tegar, rasanya aku ingin menghentikan semuanya, tapi aku slalu lagi-lagi yakin akan perubahan hanya saja aku harus lebih bersabar lebih lama. Tetapi setelah aku mempelajari semua gerak gerik tanda perubahan itu semuanya sangat jauh bahkan bisa dikatakan tidak mungkin. Aku sudah cukup untuk meminta untuk kesekiaan kalinya untuk perubahan sikap itu yang terlalu dingin, cuek dan acuh. Semua itu sangat berbeda dari apa yang aku alami sebelumnya, dari yang terlebih dulu aku menari di atas kebahagiaan yang tak pernah aku sangka menjadi butiran- butiran tangis malam yang tak dapat aku bendung sendirian, yang selalu aku tumpahkan kesakitan hati dan kekesalan hanya lewat tangis isak malam yang bersembunyi agar semua orang tau aku baik-baik saja tanpa harus mendapat belas kasih simpati. Aku selalu saja berpikir ini tak akan berhasil, ini sia-sia. Tak pernah kudapati ketulusan yang membuat aku tertawa dan merasa cinta itu ada. Aku hanya iri melihat pasangan-pasangan yang hilir mudik di depan mataku tertawa kesana kemari tanpa beban, yang menandakan hubungan mereka sangatlah baik tidak halnya dengan hubungan ku yang begitu pahitnya harus kujalani selama dua tahun. Bayangkan betapa hebatnya aku mempertahankan seseorang yang memberi harapan palsu ketika semua kata-kata yang indah pernah masuk ke dalam telingaku bahkan aku melihatnya secara langsung kini hanya memori yang bisa diingat sangat lama. Aku selalu iri, ya aku pantas iri dengan semua orang yang bersamaku sibuk dengan telepon genggam mereka masing-masing dengan senyum-senyum dari muka mereka yang terlihat tersipu malu dan merasa geli. Aku lagi-lagi hanya bisa menghela nafas ‘’ andaikan aku seperti itu lagi ‘’ ku lihat telepon ku tak pernah berdering ramai seperti mereka. Tak ku dapati sms masuk setiap jam bahkan sms tak kunjung selama sehari, dua hari sampai akhirnya seminggu. Aku lagi-lagi menahan tangisku hingga malam tiba, aku hanya bisa menyekat sakit itu dengan tangisan meledak di akhir malam. Karena esok harinya aku slalu ku dapati hati yang lebih ringan, walau lama-lama hati ini terus menumpuk sesak tiap jamnya. Tak pernah aku dapati suara-suara yang aku kenal itu lagi, tak pernah ada kata ucapan ‘iloveyou’. Ku yang menyibukkan diri yang percuma tak membuahkan hasil apa-apa. Tuhan aku lelah seperti ini terus adakah titik terang keadaan ini? Adakah restu-Mu terselip dalam hubungan ini ? mengapa aku tak sama seperti mereka ? Kurang lama apalagi aku harus bersabar? Kurang apalagi aku harus pura-pura tersenyum dan berpura-pura merasa senang? Tuhan, aku mohon aku tak mau kesabaranku ini sia-sia, sedikit saja setidaknya aku merasakan rasa cinta yang lalu itu ada walaupun hanya sebentar … lihat aku ini yang terlalu tegar, aku yang sangat labil untuk berkata berakhir karena aku sudah tersentuh. Mengapa dia yang dulu ketemukan memutar keadaan ? aku yang jahat apa dia yang terlalu jahat untuk dipertahankan ? bolehkah satu kali aku mendapatkan secara nyata perhatian-perhatian dan keluangan waktu dari seorang pemberi harapan palsu itu ?
Aku sering membaca referensi-referensi orang yang masih memiliki rasa, terutama rasa sayang dan cinta itu sendiri. Sayangnya aku tak mendapatkan kecocokan criteria yang dmaksud. Aku slalu tertegun lemas ketika menyocokkan dengan fakta yang dilapangan dengan asupan buku yang sudah melakukan survey banyak. Aku menyangkal tapi fakta berbilang seperti itu. Lalu aku hanya bisa diam, tanpa ada komunikasi dan terus diam. Aku benar-benar lelah wahai pembuat sakit hatiku paling dalam dan lama. Bisakah kamu membuat hati ini membaik lagi seperti sedia kala ? goresan itu terlalu tajam, membekas sangat pasti. Tetapi aku slalu menunggu dengan pikiran ku yang konyol. Semoga aku tak salah dalam mengambil keputusan. Keyakinanku sekarang sudah tak bisa lagi diandalkan kerena luka bersamaan dengan hati ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar